Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama Ke 94th menjadi momentum yang istimewa bagi rekan-rekanita PK. IPNU/IPPNU Madrasah Aliyah Almaarif Singosari. Untuk memeriahkannya digelar dengan dua agenda selama fua hari berturut-turut. Yaitu Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan Upacara Bendera.
Makesta tahun ini diikuti oleh tiga ratus dua puluh lima peserta. Dengan pemateri dari PCNU Kabupaten Malang maupun dari PAC IPNU/IPPNU Kecamatan Singosari. Materi pertama dibuka oleh bapak Kepala Madrasah, Atok Yusuf Kurniawan, M.Pd. Beliau menyampaikan harapan dengan digelarnya makesta akan lahir kader-kader pelajar MA Almaarif yang militan dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Selanjutnya diisi dengan materi keaswajaan oleh perwakilan dari PCNU Kab. Malang, Ust. H. Nu’man Khumaidi, M.Pd.I. Dan materi keorganisasian dari PAC Singosari.
Para peserta terlihat antusias mulai awal hingga akhir acara. Begitu juga agenda kedua, yakni acara puncak upacara bendera di halaman MA Almaarif Singosari. Sejak pagi pukul tujuh, siswa-siswi dan para guru berbaris dengan menggunakan kostum putih dan bersarung. Kostum khas ala santri. Tidak kurang dari sembilan ratus peserta upacara mengikuti protokol upacara dengan khidmat. Dengan dipimpin inspektur upacara perwakilan dari pengurus PCNU Kab. Malang, Dr. Rosidin, M.Pd.I.
Dalam amanat upacaranya, beliau mengambil tema sesuai dengan tema Harlah NU kali ini, Meneguhkan Kemandirian NU Untuk Perdamaian Dunia. “Ada lima kemandirian yang dapat dijadikan pijakan untuk meneguhkan NU berperan aktif dalam perdamaian dunia. Yaitu Kemandirian Beragama, Kemandirian Ekonomi, Kemandirian Sosial Budaya, Kemandirian Politik dan Kemandirian Ilmu dan Teknologi”.
Kelima Kemandirian tersebut dapat diambil contoh teladannya dari para ulama, masyayikh dan pendahulu NU. Kemandirian di bidang agama misalnya. Para guru maupun pelajar NU dapat mengambil gagasan akhlak dan ta’lim dalam kitab yang disusun oleh Rois Akbar, KH. Hasyim Asyari, dalam kitab ‘Adabul Alilm wal mutaallim’. Begitu juga aqidah bisa merujuk pada kitab beliau ‘Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama’ah’. Juga bidang fiqih khususnya fiqh nikah, dalam kitan ‘Dhou’ul Misbah Fi Bayani Ahkamin Nikah’.
Kemandirian bidang Politik, banyak para sesepuh NU pada masanya yang terjun ke dunia pemerintahan dan siyasah. Ada yang menjadi menteri agama, KH. Masykur -sekaligus pendiri Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari-, KH. Wahid Hasyim, dan Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan. Juga ada yang menjabat sebagai presiden, KH. Abdurrahman Wahid, maupun wakil presiden, KH. Ma’ruf Amin.
Serta kemandirian sosial-budaya, dapat mengambil rujukan dari KH. Sahal Mahfud yang telah menggagas Fiqih Sosial. Sehingga beliau mampu memberdayakan sosial dan ekonomi ummat, khususnya masyarakat kajen Jawa Tengah yang tidak lagi berada di garis kemiskinan. Seperti halnya juga kemandirian bidang Ilmu Pengetahuan, banyak Profesor dan doktor yang lahir dari kader-kader NU.
Di akhir upacara bendera, wakil Kepala Madrasah, Musthofa Al Makki, M.Pd memandu seremonial pelepasan burung sebagai simbol MA Almaarif Singosari sebagai bagian dari NU siap ikut ambil peran dalam mewujudkan misi perdamaian dunia.
Report by:
Musthofa AlMakky, M.Pd
Musthofa AlMakky, M.Pd