SINGOSARI – Jumat pagi, (25/1) seluruh siswa bersama guru dan staf MA Almaarif Singosari mengikuti acara peringatan isra mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Hizbullah. Acara ini digelar untuk mengenang perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan perintah sholat lima waktu dari Allah SWT sekaligus untuk menumbuhkan nilai-nilai spiritual di kalangan para siswa. Acara peringatan ini dihadiri langsung oleh penceramah inspiratif ustadz Rosyadi Anwar dari Lawang yang juga merupakan alumni MA Almaarif Singosari tahun 1994.
Pra acara peringatan isra mikraj pagi itu diawali dengan dilaksankannya sholat dhuha berjamaah dan pembacaan salawat nabi oleh grup Al-Banjari MA Almaarif Singosari. Selanjutnya, acara dibuka dengan lantunan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang disambung dengan penyampaian sambutan oleh kepala madrasah H. Abdul Kadir, M.H. “Alhamdulillah, di pagi yang penuh berkah ini yang bertepatan dengan sayyidul ayyam kita bersama-sama bisa kembali memperingati peristiwa agung Isra Mikraj Nabi SAW. Semoga hadir kita di Masjid Hizbullah ini mendapatkan keberkahan isra mikraj serta kelak mendapatkan syafaat Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Acara inti peringatan Isra Mikraj kali ini diisi dengan ceramah agama oleh ustadz Rosyadi Anwar yang menceritakan tentang sejarah berdirinya organisasi NU sekaligus kisah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari saat dipenjara. “Nahdlatul Ulama lahir pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai perwakilan ulama tradisionalis yang mendapat bimbingan ideologis Ahlus Sunnah wal jamaah dari tokoh-tokoh nasional, seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, dan para ulama lainnya ketika upaya reformasi mulai meluas,” ucap Ustadz Anwar sapaan akrabnya.
Ustadz Anwar juga menyampaikan bahwa pada masa penjajahan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari pernah digelandang oleh tentara Nippon (Jepang) dengan alasan yang mengada-ada. Akhirnya, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ditangkap tentara penjajah Jepang karena dianggap akan melakukan pemberontakan. Kakek dari almarhum Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga mengalami penyiksaan selama di penjara.
Ustadz Anwar juga menambahkan bahwa pada tahun 1942 Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari beserta beberapa santri dipenjara karena melakukan penolakan terhadap Seikerei (ritual penghormatan terhadap Kaisar Hirohito) dan ketaatan pada Dewa Matahari (Amaterasu Omikami). Pada waktu itu Jepang mewajibkan Seikerei bagi seluruh rakyat Indonesia yang dilakukan dengan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul 07.00 pagi.
Selanjutnya, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari menolak Seikerei karena menurut beliau hanya Allah SWT yang patut disembah, bukan manusia atau matahari. Selama dalam tahanan, banyak penyiksaan fisik yang diterima Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, bahkan salah satu jarinya patah hingga tidak dapat digerakkan dan telapak tangan kirinya remuk karena dipukul palu.
Dari kisah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari tersebut dapat dipetik sebuah hikmah bahwa sebagai umat Islam harus selalu semangat dalam menegakkan agama, berpegang teguh atas keyakinan, dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan yang berat. Di akhir ceramahnya, Ustadz Anwar juga mengaitkan kisah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dengan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad yang dengan teguh dan sabar ketika mendapatkan perintah sholat lima waktu saat mikraj di sidrotul muntaha.
Semoga dengan terlaksananya peringatan Isra Mikraj kali ini seluruh keluarga besar MA Almaarif Singosari mendapatkan keberkahan dan ilmu yang bermanfaat sekaligus senantiasa diberi kesabaran dalam menjalani segala urusan. Amin. (NFN/HSP)
Jumat, 25 Januari 2025
Laporan oleh:
*Reporter merupakan anggota ekstrakurikuler jurnalistik (HSP) dari kelas XI-2.
https://www.instagram.com/hspaliyahalmaarif/
#Ayo kunjungi website MA Almaarif Singosari melalui laman https://www.ma-almaarif-sgs-sch.id, follow Instagram (IG) @MA Almaarif Singosari, Subscribe Youtube (YT) @MA Almaarif Singosari, dan like halaman Facebook (FB) @MA Almaarif Singosari.