SINGOSARI – Rabu, (24/1) sebanyak 34 anggota ekstarkurikuler jurnalistik atau Himpunan Siswa Penulis (HSP) MA Almaarif Singosari ikut dalam study literasi ke kantor redaksi Jawa Pos dan Majalah Aula PWNU Jawa Timur. Kunjungan ini merupakan program kegiatan HSP yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk memperkuat ilmu kejurnalistikan anggota sekaligus persiapan dalam penerbitan Majalah An-Nasyith khusunya edisi ke-27. Kunjungan kali ini didampingi langsung oleh pembina HSP, Indra Nurdianto, M.Pd., bersama tiga guru pendamping lainnya Nur Chayati, S.Psi., Ahmad Depri Kurniawan, S.Pd., dan Uswatur Roifa, S.Pd.
Kunjungan di tempat pertama, seluruh rombongan study literasi disambut dengan baik oleh Kak Fa’al dan Kak Ayik selaku redaktur koran Jawa Pos. Sebelum rombongan melaksanakan diskusi kejurnalistikan di studio Jawa Pos bersama redaktur, perwakilan anggota HSP diajak untuk membuat konten video cinematik media visit untuk diunggah di akun instagram Jawa Pos. Tampak seluruh anggota HSP begitu antusias dalam mengikuti setiap kegiatan study literasi yang sudah tersusun kali ini.
Pada kunjungan ke Jawa Pos ini, seluruh rombongan mendapat banyak sekali ilmu tentang proses penerbitan koran dan pembuatan berita. Kak Ayik selaku pemateri mengajak seluruh anggota HSP untuk sharing ilmu dan pengalaman tentang kejurnalistikan melalui kegiatan tanya jawab. Anggota HSP sangat antusias dalam kegiatan sharing bersama pemateri pagi itu dengan mengajukan pertanyaan tentang pengalaman suka duka menjadi reporter koran, proses penyaringan berita hoak di koran, sampai eksistensi koran cetak yang saat ini sudah mulai menurun pembacanya.
“Memang benar adanya bahwa kenaikan harga kertas merupakan hal yang tidak bisa dielakkan dalam penerbitan koran cetak yang saat ini pembacanya juga mengalami penurunan. Sehingga, kami sebagai tim redaksi mau tidak mau harus melakukan pengurangan rubik maupun halaman atas kenaikan kertas tersebut. Kendati demikian, kami tetap mempertahankan produksi koran cetak meskipun oplah menurun. Salah satu rahasia yang membuat kami tetap bertahan sampai saat ini adalah semangat adik-adik HSP dan siswa-siswi sekolah lain yang rutin mengadakan kunjungan ke redaksi kami, ” ucap Kak Ayik (24/1).
“Saya kurang lebih 20 tahun menjadi redaktur Jawa Pos, tentu banyak pengalaman suka maupun duka yang telah saya rasakan. Kalau pengalaman duka mungkin profesi kita sebagai reporter dituntut selalu profesional kapanpun dan dimanapun yang terkadang menguras banyak pikiran serta waktu, tapi di sisi lain dengan saya menjadi reporter kurang lebih saya telah mengunjungi 4 benua yang biayanya gratis,” tambahnya.
Setelah bersama-sama mengikuti diskusi tentang kepenulisan dan kejurnalistikan, rombongan study literasi HSP diajak Kak Fa’al untuk melihat proses di balik layar seorang reporter menyampaikan berita siaran langsung di channel televisi Jawa Pos. Selanjutnya, rombongan diajak foto bersama sekaligus berkeliling melihat setiap sudut kantor redaksi Jawa Pos Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke kantor redaksi Majalah Aula PWNU Jatim.
Kunjungan kedua ke kantor redaksi Majalah Aula, rombongan study literasi HSP juga disambut baik oleh dewan redaktur. Dalam kunjungan siang itu, rombongan mendapatkan materi tentang kepenulisan di media digital dan algoritma berita yang bisa mucul di mesin pencarian google oleh Hendro selaku penanggung jawab website Aula Group Digital.
“Adik-adik yang tergabung dalam anggota jurnalistik MA Almaarif Singosari perlu tahu bahwa kunci tulisan bisa muncul di mesin pencarian google itu ada algoritmanya, seperti berita yang ditulis harus terkini (viral) maupun sesuai dengan momentum hari-hari besar nasional atau keagamaan,” terangnya.
Selanjutnya, materi tentang penulisan dan penerbitan majalah disampaikan langsung oleh Rofi’i Boenawi selaku pemimpin redaksi Majalah Aula. Dalam sharing ilmu siang itu, Rofi’i sapaan akrabnya menerangkan bahwa dalam membuat suatu majalah perlu memperhatikan cover, layout, tata letak, dan isi karena susunan tersebut berpengaruh dalam kenyamanan pembaca dan tidak boleh lupa memilih topik yang akurat sekaligus menarik.
“Majalah itu ibarat sebuah makanan yang ada kemasannya. Pertama kali orang akan tertarik dengan makanan tersebut karena kemasannya bagus, sehingga orang akan rela untuk membeli. Kendati demikian, orang tersebut tidak akan membeli makanan itu lagi meski kemasannya bagus karena rasanya tidak enak. Kalau kita mau menerbitkan majalah diusahakan semuanya kriteria terpenuhi, yakni kemasan (cover) bagus sehingga terlihat menarik, rasanya enak (konten tulisan) sehingga orang mau membeli lagi,” ungkap Rofi’i (24/1).
Di akhir kegiatan study literasi sore itu, rombongan kembali diajak berkeliling kantor redaksi Majalah Aula PWNU Jatim dan melihat proses produksi majalah baik secara digital maupun non digital. Sebelum kembali ke madrasah, anggota HSP melakukn foto bersama tim redaksi Majalah Aula. Semoga HSP MA Almaarif Singosari semakin eksis dan mampu mempelopori seluruh siswa-siswi untuk selalu semangat berliterasi. (Pio/HSP)
Rabu, 24 Januari 2024
Laporan oleh:
*Reporter merupakan anggota ekstrakurikuler jurnalistik (HSP) dari kelas X-3.
#Ayo kunjungi website MA Almaarif Singosari melalui laman https://www.ma-almaarif-sgs-sch.id, follow Instagram (IG) @MA Almaarif Singosari, Subscribe Youtube (YT) @MA Almaarif Singosari, dan like halaman Facebook (FB) @MA Almaarif Singosari.