Rabu, (18/01) ekstrakurikuler Jurnalistik atau Himpunan Siswa Penulis (HSP) mengadakan studi literasi ke Surabaya tepatnya di kantor redaksi Majalah Aula PWNU Jawa Timur. Rombongan yang didampingi oleh Indra Nurdianto, M.Pd., selaku pembina HSP sampai di lokasi pada pukul 09.00 WIB. Kunjungan ini disambut oleh Marini selaku sekretaris perusahan dan Rofi’i Boenawi selaku redaktur pelaksana Majalah Aula.
Acara diawali dengan sambutan oleh Marini yang menceritakan tentang sejarah singkat berdirinya majalah AULA PWNU Jatim. Kemudian, disambung dengan penyampaian sambutan oleh Indra Nurdianto, M.Pd. “Terima kasih sudah diberi kesempatan untuk bisa berkunjung dan belajar keredaksian di Kantor Majalah Aula. Tujuan kedatangan kami ke sini yang pertama yaitu sowan silaturrahim. Kedua, merawat tradisi literasi MA Almaarif Singosari dalam bingkai study visit ke kantor redaksi. Harapan kami tentunya ilmu yang kami dapatkan di sini nantinya bisa kita serap untuk penerbitan Majalah An-Nasyith edisi 26,” ucap Indra Nurdianto (18/01).
Sambutan berikutnya sekaligus pemberian materi keredaksian disampaikan oleh Rofi’i selaku redaktur. “Majalah Aula berdiri di bawah naungan Nahdlatul Ulama’ sejak tahun 1975. Melalui proses penamaan maupun pengedaran, majalah ini kemudian didaftarkan ke Kementerian Penerangan tahun 1987. Nama Aula sendiri mempunyai filosofi Akhbarul Ulama’ Li Ahlussunah Wal Jama’ah yang dalam bahasa Arab berarti berita dari ulama’ untuk warga Ahlusunnah Wal Jamaah. Adapun filosofi lain, Aula merupakan tempat pertemuan, dimana diharapkan akan menjadi tempat pertemuan pemikiran para ulama’ kepada warga Nahdliyin. Sedangkan, untuk makna dari segi bahasa Arab, nama Aula ini memiliki arti yang sangat tinggi,” ungkap Rofi’i (18/01).
Rofi’i juga menyampaikan bahwa Majalah Aula merupakan satu-satunya majalah yang istikamah terbit sampai saat ini. Hal ini bisa terjadi karena Aula tetap mempertahankan ajaran ahlusunnah wal jama’ah terutama kepada pegawainya. Tidak ada karyawan Majalah Aula mengutamakan keuntungan, tetapi lebih kepada nilai pengabdian. “Hal semacam ini bisa diterapkan saat akan menerbitkan majalah seperti An-Nasyith, yaitu para anggotanya harus berniat ta’allum,” terang Rofi’i (18/01).
Banyak hal lain yang juga disampaikan Rofi’i di hadapan para anggota HSP di sela-sela memaparkan materi. Diantaranya, Majalah Aula konsisten memuat tiga aspek konten berupa ilmu/wawasan, berita/liputan, dan hiburan. Reporter juga harus paham dengan tiga macam sumber wawancara. Pertama, manusia dengan menggunakan metode bertanya, mendengar, lalu menulis. Kedua, buku/literatur dengan menggunkan metode mengkaji, lalu ditulis. Ketiga, sumber berita peristiwa dengan metode mengamati.
Rofi’i juga menceritakan bagaimana perjalanan Majalah Aula yang bisa eksis menembus pasar pembaca hingga sampai saat ini. Pada tahun 2012, Majalah Aula bertambah besar dari segi ukuran kertasnya. Kemudian tahun 2014, Majalah Aula menjadi perusahaan PT (Persero Terbatas) yang digunakan untuk mengakomodisasi iklan yang ada dari negara. Lalu pada tahun 2019, Majalah Aula mencoba membangun ekosistem baru menjadi holdingnya sebuah perusahaan pers yang di situ terdapat majalah, TV, channel, radio, website, daily news yang semua dinaungi oleh Aula Media Group.
Seusai pemaparan materi keredaksian serta sejarah berdirinya Majalah Aula, tibalah sesi diskusi. Para anggota HSP begitu antusias mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satunya Diana Anggita Nareswari (Ketua HSP periode 2021-2022), yang bertanya tentang hambatan terbesar dalam proses penerbitan Majalah Aula. “Hambatan terbesar dalam penerbitan Majalah Aula adalah proses kaderisasi dimana saat itu hampir tidak ada tulisan yang bisa dimuat dalam majalah,” jawab Rofi’i (18/01).
Rofi’i juga menambahkan bahwa Majalah Aula memiliki konsumen pembaca yang fanatik, sehingga segala hambatan bisa menjadi tantangan. Di samping itu, Majalah Aula memiliki karyawan yang tidak hanya memikirkan keuntungan semata, tetapi juga diselipkan niat pengabdian. Sama seperti halnya kita harus berniat ta’allum atau belajar sebab Imam Ghazali pernah berkata, “Jika kalian mencari harta maka tidak akan mendapat ilmu. Tapi, jika kalian mencari ilmu, harta pun akan didapat.” Rofi’i berpesan pada semua peserta kunjungan agar menulis seperti orang bodoh karena sepintar apapun kalian, kalau menulis harus seperti orang bodoh.
Seusai diskusi, acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Diki Darma selaku guru pendamping. Selanjutnya, para anggota HSP bersama guru pendamping dan pengurus Majalah Aula melakukan sesi foto bersama sebagai tanda akhir perjumpaan. Begitu banyak ilmu dan pengalaman yang bisa diserap oleh anggota HSP dari study visit kali ini, khususnya dalam bidang penerbitan majalah. Semoga setelah study visit ke Majalah Aula, para anggota HSP MA Almaarif Singosari mampu menerbitkan Majalah An-Nasyith yang semakin baik. (DF/HSP).
Kamis, 19 Januari 2023
Report by:
*Reporter merupakan anggota ekstrakurikuler jurnalistik (HSP) dari kelas X IPA 3.
#Ayo kunjungi website MA Almaarif Singosari melalui laman https://www.ma-almaarif-sgs-sch.id, follow Instagram (IG) @MA Almaarif Singosari, Subscribe Youtube (YT) @MA Almaarif Singosari, dan like halaman Facebook (FB) @MA Almaarif Singosari.